a. MENTHOK-MENTHOK
Menthok-menthok tak kandhani
Mung solahmu angisin-isini
Bokya aja ndheprok
Ana kandhang wae
Enak-enak ngorok
Ora nyambut gawe
Methok-menthok
Mung lakumu megal-megol gawe guyu
Lirik tembang dolanan diatas apabila
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut.
‘Menthok-menthok saya nasehati’
‘Hanya perilakumu yang memalukan’
‘Jangan hanya diam dan duduk’
‘Di kandang saja’
‘Enak-enak mendengkur’
‘Tidak bekerja’
‘Menthok-menthok’
‘Hanya jalanmu meggoyangkan pantat
membuat orang tertawa’
Dalam lirik tembang dolanan
‘Menthok-menthok’ mengandung makna instropeksi diri. Sebagai umat manusia tidak
boleh menyombongkan diri, karena sesungguhnya semua yang ada di dunia ini
diciptakan Allah dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Sebaiknya kita
berusaha dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup, tidak malas, tidak
suka tidur (karena orang suka tidur badannya akan lemas, otot kaku, mudah
terkena penyakit, rezekinya tidak lancar dsb) , dan selalu berbuat baik
terhadap sesama. Dalam syair tembang dolanan tersebut yang diibaratkan menthok,
meskipun dia itu pemalas, bersifat jahat, dan suka tidur, tetapi dia masih
mempunyai sifat baik dan berguna baik orang lain yaitu menghibur dan membuat
orang lain tertawa.
b. GUNDUL-GUNDUL PACUL
Gundul-gundul pacul..cul,
gemelelengan
Nyunggi-nyunggi wakul...kul,
gemelelengan
Wakul ngglimpang, segane dadi
sakratan
Wakul ngglimpang, segane dadi
sakratan
Syair tembang dolanan Gundul-gundul
Pacul apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut.
‘Kepala botak tanpa rambut ibarat
cangkul , besar kepala (sombong, angkuh)’
‘Membawa bakul, dengan gayanya yang
besar kepala (sombong, angkuh)’
‘Bakulnya jatuh, nasinya tumpah
berantakan di jalan tidak bermanfaat lagi’
Dari syair tembang dolanan
Gundul-gundul Pacul menggambarkan seorang anak yang gundul, nakal, bandel,
angkuh, dan tidak bertanggung jawab. Dia tidak dapat membedakan hal-hal yang
baik dan buruk. Dia beranggapan bahwa dirinya orang yang paling benar, paling
bisa, dan paling pintar, sehingga dia bersikap gembelelengan, sombong, dan tak
tahu diri. Apabila dipercaya untuk memegang amanah yang menyangkut kehidupan
orang banyak, dia tetap bersikap tidak peduli. Akibat dari kesombongan dan
keangkuhannya itu maka kesejahteraan dan keadilan yang semestinya berhasil
akhirnya menjadi hancur berantakan. Dari syair tembang tersebut mengandung
makna tidak boleh sombong, dalam hal ini terlihat bahwa orang yang sombong,
angkuh, dan ceroboh akan membawa kehancuran dan kegagalan, maka dari itu jika
engkau menjadi seorang pemimpin yang diberi amanah dan tanggung jawab hendaknya
peganglah dan jalankan amanah itu sebaik-baiknya agar membawa kesejahteraan dan
keadilan sesuai harapan rakyat yang dipimpinnya.
c. DHONDHONG APA SALAK
Dhondhong apa salak
Dhuku cilik-cilik
Andhong apa mbecak
Mlaku dimik-dimik
Syair tembang ‘Dhondhong apa Salak’
apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah
‘Dhondhong apa salak’
‘Dhuku kecil-kecil’
‘Naik delman apa naik becak’
‘Jalan pelan-pelan’
Dalam syair tembang dolanan ini kita
dihadapkan pada dua pilihan. Ibarat buah kedondong yang bagian luarnya halus
tetapi bagian dalamnya kasar dan tajam, dan sebaliknya buah salak yang bagian
luarnya kasar ternyata bagian dalamnya halus. Di sini kita dihadapkan pada dua
karakter, Lebih baik kita berbuat yang baik secara lahir maupun batin seperti
buah duku, daripada kita berbuat yang dari luar kelihatan bagus tetapi di
dalamnya kasar dan tajam seperti buah kedondong.
Demikian
sebaliknya, lebih baik kita berbuat terlihat kasar dari luar tetapi dalamnya
halus seperti buah salak. Berbuatlah sesuatu yang baik dan tidak menyakitkan,
baik itu secara lahir maupun batin. Sedangkan syair andhong apa mbecak, mlaku
dimik-dimik mempunyai maksud memilih salah satu makna yang dimaksud dalam syair
tersebut . Andong adalah sebuah kendaraan angkutan yang menggunakan tenaga
hewan sebagai penariknya, sedangkan becak adalah kendaraan angkut yang
memanfaatkan tenaga manusia sebagai pendorongnya. Dalam syair ini terdapat
nilai budi pekerti kemandirian, kita tidak boleh menyusahkan orang lain atau
makhluk lain, kita harus hidup mandiri, berjalan di atas kaki sendiri meskipun
pelan-pelan dan tertatih-tatih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar